March 13, 2014

Jokowi Bicara Indonesia



Tribunnews.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan, negara Indonesia siap menyediakan kebutuhan makanan untuk seluruh penduduknya jika manajemennya lebih baik. Pendekatan dialog menjadi kunci untuk menyelesaikan beragam konflik.


Demikian disampaikan Joko Widodo (Jokowi) dalam diskusi aktivis Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (12/3), di Jakarta. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD turut hadir dalam acara ini.


Di acara ini, Jokowi berharap NU dapat lebih mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi pertanian dan membuat teknologi itu tepat guna. "Ketika negara kita menyatakan negara pertanian dan akan menjadi negara berketahanan pangan, semua aspek negara harus diarahkan ke sana," katanya.


Jokowi juga mengatakan, "Berdasarkan pengalaman menata Tanah Abang, pendekatan dialog dapat mempercepat penataan Tanah Abang lebih cepat dari yang saya targetkan,"


Adapun Mahfud MD menyatakan, ketidakmerataan kekayaan penduduk Indonesia akan membuat Indonesia menjadi negara gagal. "Tanpa ada upaya mengecilkan kesenjangan, rakyat jadi mudah diprovokasi melawan pemerintah. Apabila sudah jatuh, sulit bangkit lagi," ujarnya.


Ziarah


Sebelumnya, kemarin sekitar pukul 13.30, Jokowi bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Seusai berziarah selama sekitar satu jam di makam presiden pertama Indonesia tersebut, Megawati dan Jokowi tidak berkomentar kepada wartawan. Mereka lalu menuju Malang, Jatim.


Wahyu Nurwidodo, petugas makam Bung Karno, menyatakan mengetahui rencana kedatangan Megawati pada Rabu pagi.


Hasto Kristiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, menegaskan, ziarah Megawati dan Jokowi ke makam Bung Karno tidak ada kaitannya dengan pencapresan. "Ini murni sebagai rasa hormat dan penghormatan terhadap Bung Karno. Dengan tradisi ini, PDI-P diingatkan akan ide, gagasan, perjuangan, dan cita-cita Bung Karno beserta pendiri bangsa lainnya. Tradisi ini meneguhkan seluruh perjuangan untuk mewujudkan cita-cita ideal partai bagi bangsa dan rakyat Indonesia," ujar dia.


Cawapres


Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan siap menjadi calon wakil presiden (cawapres). Akbar mengaku punya banyak pengalaman dalam politik dan pemerintahan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan negara.


"Kalau saya diminta (menjadi cawapres) oleh salah satu partai, dapat dikatakan itu suara dari masyarakat. Jadi, untuk kepentingan bangsa dan negara, saya siap," kata Akbar, di kediamannya di Jakarta Selatan.


Akbar juga menegaskan, karena berasal dari partai nasionalis, ia juga berharap mendampingi capres dari partai nasionalis. "Dengan PDI-P, (Golkar) juga pernah membangun koalisi kebangsaan. Saya juga pernah bersama-sama Wiranto dan Prabowo untuk ikut konvensi Golkar," kata dia.


Peneliti senior Pol-Tracking Institute Tata Mutasya mengatakan, memang lebih realistis bagi Akbar untuk maju menjadi cawapres.


"Apabila direka-reka, yang berpeluang menjadi calon presiden ketika semuanya telah jelas memang hanya Jokowi dan Prabowo Subianto," ujar dia.


Terhadap Jokowi, lanjut Tata, Akbar dapat menawarkan tiga pokok dukungan. "Pertama, dukungan suara dari anggota Partai Golkar. Kedua, dari kelompok Muslim. Ketiga, kedekatan dari aktivitas yang banyak di Solo," kata Tata. (A08/WER/DIA/RYO)