TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Indonesia tidak mau melakukan tindakan konfrontasi terhadap Papua Nugini, terkait penyerangan tentara negara tersebut terhadap perahu nelayan Merauke.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Sulistio Pudjo mengatakan, kasus tersebut bakal diselesaikan secara diplomatik antarkedua pemerintah. Begitu pula untuk pencarian lima nelayan yang masih dinyatakan hilang.
"Pejabat lintas otoritas, telah bertemu untuk mencari solusi atas kendala perizinan terkait batas wilayah negara, dalam upaya pencarian lima nelayan asal Merauke ini. Pertemuan digelar Selasa (11/2/2014), melibatkan Polda Papua, Kodam XVII Cenderawasih, Pemerintah Provinsi Papua, dan instansi lain," kata Sulistio, Rabu (13/2/2014).
Sulistio mengatakan, pertemuan menyepakati salah satu upaya yang akan ditempuh, yaitu koordinasi melalui jalur Border Liaison Mechanism (BLM) dengan Western Province, PNG.
Western Province, merupakan daerah yang bertetangga dengan Kabupaten Merauke, Papua. "Karena kuat dugaan kelima nelayan terdampar di wilayah tersebut," imbuhnya.
Terkait insiden penyerangan terhadap 10 nelayan asal Merauke yang berstatus pelintas batas, menurutnya, penyelesaian kasus tersebut akan diselesaikan melalui jalur diplomatik.
"Pencarian akan terus dilakukan, minimal akan mengurangi rasa kehilangan dan kemarahan warga di perbatasan dengan insiden yang menimpa keluarga mereka," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, diduga tentara PNG telah membakar speed boat yang mengangkut 10 nelayan pelintas batas asal Merauke, Kamis (6/2/2014).
Saat berusaha berenang menyelamatkan diri setelah speed boat mereka dibakar tentara PNG, lima nelayan hilang.