Pencoblosan di tempat-tempat pemungutan suara di seluruh Indonesia hari ini (09/04) telah dimulai untuk memilih wakil rakyat di tingkat DPRD dan DPR.
Tempat-tempat pemungutan suara di buka mulai pukul 07.00 dan di beberapa daerah TPS pada jam-jam pertama dilaporkan masih sepi.
Di Jakarta, banyak TPS sudah mulai terlihat sibuk sejak setelah subuh sementara jalan-jalan utama yang biasanya sangat padat, pagi ini lengang.
TPS akan ditutup pada pukul 13.00. Para pemilih yang tidak masuk ke dalam daftar pemilih tetap, menurut Komisi Pemilihan Umum, boleh mencoblos di TPS di tempat tinggalnya asal membawa identitas diri berupa KTP atau paspor satu jam sebelum TPS resmi ditutup.
Di Kota Banda Aceh, warga mendatangi tempat-tempat pemungutan suara di berbagai sudut kota, seperti dilaporkan oleh wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan.
Inilah pemilu legislatif yang kedua digelar di provinsi itu setelah berakhirnya konflik usai perjanjian Indonesia-GAM di Helsinki, pada Agustus 2005 lalu.
Pada Selasa (08/04) malam, Heyder Affan mendatangi sebuah kedai kopi di sudut Kota Banda Aceh.
Dia merekam antusiasme warga kota itu menyambut pemilu legislatif di tengah bayangan aksi-aksi kekerasan yang mewarnai sebagian pesisir timur propinsi itu.
Tradisi mengobrol di kedai kopi bagi warga kota Banda Aceh, sepertinya tidak terusik oleh rentetan aksi kekerasan yang belakangan mewarnai kawasan pesisir timur wilayah itu.
Caleg
Sehari menjelang pencoblosan pemilu legislatif, terlihat belasan warga kota itu menghabiskan malam di sebuah warung kopi.
Seorang pengunjung bernama Fauzan, seorang pembuat film dokumenter, mengaku akan memberikan suaranya pada pagi ini, dengan alasan masih berharap ada perubahan di Aceh.
"Biarkan pun ada kekerasan (di Aceh), mungkin bagi orang lain ada pengaruh sedikit ya, tapi bagi saya tu tidak menjadi patokan atau acuan untuk memilih," kata Fauzan.
Menurutnya, dia sudah memiliki pilihan caleg yang disebutnya layak dipilih.
"Ada banyak caleg di Aceh yang cukup potensial dan cukup bagus, punya perspektif yang bagus," katanya, saat Heyder Affan memintai komentarnya tentang laporan-laporan yang menyorot kualitas caleg.
Kemudian Fauzan berharap caleg pilihannya ini dapat membawa warna baru bagi Aceh ke depan.
Sikap serupa juga ditunjukkan pekerja di kedai kopi tersebut.
Namanya Umar Abdullah, 25 tahun, mengatakan, dia akan ikut mencoblos di kampungnya pada pagi ini, yang berjarak perjalanan naik motor dari kedai tempatnya bekerja.
"Supaya ke depannya, negeri kita lebih bagus ya," kata Umar, yang lulusan SMA ini.
Hubungan partai
Ditanya siapa pilihan calon legislatifnya, sambil tersenyum tipis dia kemudian berkata, "Itu rahasia..."
Namun demikian, dia mengaku melihat partai politiknya terlebih dahulu, sebelum memilih calegnya.
"Itulah keyakinan saya," kata Umar, dengan nada tegas.
Di ujung kedai kopi itu, harapan perubahan juga diutarakan Wahyu, pria berusia 35 tahun.
Dia mengaku sudah mengenal calon legislatif yang akan dipilihnya.
"Pertimbangannya dari pribadi dia," kata Wahyu tentang kriteria calon legislatif pilihannya.
Menurutnya, dia tidak memedulikan latar partai politik sang caleg.
"Tidak ada hubungan dengan partainya. Kita cuma melihat bagaimana sosoknya di kampung," katanya.
"Yang kita lihat, bagaimana hubungannya dengan masyarakat. Apakah dia sering datang ke masyarakatnya, misalnya," ujar Wahyu, menjelaskan.
Suara-suara tamu kedai kopi ini, mirip dengan slogan yang banyak tertulis di baliho atau spanduk yang bertebaran di jalan-jalan kota Banda, agar warganya tidak menjadi golput.
Sebuah ajakan yang barangkali dilecehkan sebagian warga Aceh lainnya yang skeptis setiap melihat hajatan politik bernama pemilu, lapor wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan dari Aceh.