Playmaker Atletico Mineiro, Ronaldinho (kanan), berusaha menghadang pergerakan pemain Olimpia, Eduardo Aranda, pada leg pertama final Copa Libertadores di Defensores del Chaco stadium, di Asuncion, Rabu (17/7/2013). Dalam laga ini Mineiro kalah 0-2.
RIO DE JANEIRO, PUBLIKPOST.BLOGSPOT.COM - Ronaldinho nyaris tak punya harapan untuk tampil di Piala Dunia Brasil 2014 mendatang. Meski demikian, mantan Pemain Terbaik Dunia ini berada di ambang prestasi meraih gelar tertinggi di benua Amerika, yaitu Copa Libertadores.
Jika mampu mengangkat trofi yang merupakan turnamen paling bergengsi antara negara-negara Amerika Selatan tersebut, maka Ronaldinho akan bergabung dengan sejumlah pemain yang sukses mengangkat trofi bergengsi dua benua. Pasalnya, dia juga pernah merasakan gelar Liga Champions, yang merupakan gelar paling bergengsi di Eropa.
Pemain 33 tahun itu kembali ke Brasil pada Januari 2011 setelah kariernya di Eropa merosot. Kini, dia memiliki dua tujuan, yakni untuk memenangi tempat di timnas Brasil pada Piala Dunia 2014 dan mengklaim gelar-gelar di level klub yang masih absen dari lemari trofinya.
Nah, harapan menambah trofi itu ada di turnamen Copa Libertadores bersama klub Atletico Mineiro. Tetapi, Ronaldinho pasti takkan mudah mewujudkannya karena di leg pertama mereka kalah 0-2.
Ya, pada final leg pertama, Rabu (17/7/2013) lalu, Mineiro yang diperkuatnya menyerah 0-2 dari klub Paraguay, Olimpia. Pada Rabu pekan ini, giliran Mineiro yang menjamu Olimpia di Belo Horizonte.
Ronaldinho akan menjadi harapan untuk membalikkan situasi. Setelah menginspirasi Barcelona meraih mahkota Liga Champions pada 2006, Ronaldinho berharap dapat bergabung dengan para pemain Brasil seperti Dida, Cafu, dan Roque Junior serta beberapa pemain Argentina Carlos Tevez, Walter Samuel, dan Juan Pablo Sorin sebagai juara di dua benua.
Pertandingan ini merupakan peluang terbaik Ronaldinho untuk memastikan kembalinya dia ke sepak bola Brasil bukan merupakan kegagalan, setelah serangkaian kekecewaan.
Flamengo membawa pemain terbaik dunia versi FIFA sebanyak dua kali dengan harapan mereka dapat menikmati keuntungan di atas lapangan hijau, serta memanfaatkan keuntungan di sisi pemasaran, namun hal itu tidak terwujud.
Ronaldinho menghabiskan 17 bulan penuh masalah di klub Rio itu, di mana ia kerap disalahkan banyak pihak akibat gaya hidupnya yang gemar berpesta. Saat itu, Flamengo hanya memenangi kejuaraan negara bagian Carioca (Rio) yang tidak bergengsi, dan Ronaldinho pergi pada Mei 2012 di mana klub masih berutang gaji terhadapnya.
Untuk Brasil, yang dia bawa memenangi Piala Dunia pada 2002 dan juga bermain di final 2006, Ronaldinho terlihat telah kehilangan peluang terbaiknya untuk menarik perhatian pelatih Luiz Felipe Scolari dan dicoret menjelang putaran final tahun depan.
Berkat penampilan bagus di klubnya, khususnya di Piala Libertadores, Ronaldinho kembali dipanggil pada April untuk memainkan pertandingan persahabatan melawan Chile di Mineiro, stadion yang baru direnovasi di kota kandang Atletico, Belo Horizonte.
Sebagai puncak dari penampilan mengecewakan ketika Brasil hanya bermain imbang 2-2, Ronaldinho tidak dimaafkan oleh Scolari yang disiplin, karena ia terlambat datang pada hari pertama latihan.
"Anda mengundang saya makan siang di rumah Anda. Saya memasuki rumah Anda dan Anda tidak ada di sana. Saya menunggu dan Anda, tuan rumah, merupakan sosok yang terakhir datang. Tim nasional bukan meja makan dan yang terakhir datang? Tuan rumah, itu tidak benar," kata ketua Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) Jose Maria Marin pada wawancaranya belakangan ini dengan Globo Network.
Ronaldinho tidak masuk tim Brasil untuk Piala Konfederasi bulan lalu, dan ia kelihatannya kesulitan mendapat tempat di tim yang memenangi gelar dengan mengalahkan juara dunia Spanyol pada pertandingan final.
Bagaimanapun, bakatnya tidak pernah diragukan dan ia berharap dapat bersinar di final Copa Libertadores.
"Tidak ada yang lebih baik hebat daripada akan membawa gelar ke 'Galo'," kata Ronaldinho melalui Twitter dengan menggunakan julukan Atletico "Ayam Jantan."